Pernikahan Beda Agama Analisis Sosiohistoris Aturan Prundang-undangan

Adi Syahputra Sirait (Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, Indonesia)

Abstract


Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana tinjauan sociohistoris terhadap kemunculan peraturan perundang-undangan berkaitan beda agama bagi ummat Islam. Sebab nash yang mengatur pernikahan tersebut memberikan peluang bagi ummat Islam untuk menikah dengan wanita ahlul kitab. Tulisan ini menggunakan metode normatif dengan pendekatan sociohistoris, data yang digunakan dalam tulisan diambil dari literatur dan artikel yang berkaitan dengan pembahasan ini. Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa aturan pelarangan nikah beda dipengaruhi oleh kondisi sosial politik masyarakat pada saat itu. Menurut Abduh dan Rasyid Ridha bahwa yang dimaksud “Wanita Musyrik” adalah wanita kafir Quraisy arab yang sangat membenci Rasulullah SAW dan menghalang-halangi syiar Islam dan bahkan ingin membunuh Rasul. Demikian juga di Indonesia, larangan nikah beda agama pada Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dipengaruhi oleh imperialisme kolonial belanda dan gerakan kristenisasi terhadap masyarakat Indonesia. Larangan tersebut dipertegas oleh Fatwa Majelis Ulama Indonesia tahun 1980 dan juga Kompilasi Hukum Islam.


Keywords


Interreligious; Sociohistorical Marriage

Full Text:

PDF

References


Aini, Noryamin. “Inter-Religious Marriage from Socio-Historical Islamic Perspectives.” Brigham Young University Law Review - 669 2008, no. 3 (2008):

669–705.

Aini, Noryamin, Ariane Utomo, and Peter McDonald. “Interreligious Marriage in Indonesia.” Journal of Religion and Demography 6, no. 1 (2019): 189–214. https://doi.org/10.1163/2589742x-00601005.

Fitrawati. “Diskursus Perkawinan Beda Agama Di Indonesia Dalam Tinjauan Universalisme Ham Dan Relativisme Budaya.” Juris: Jurnal Ilmiah Syariah 20, no. 1 (2021): 131–45. https://doi.org/10.31958/juris.v20i1.2825.

Fitria, Isna Noor. “Peraturan Perkawinan Beda Agama Di Indonesia Dan Mesir.” Al- Hukama 03, no. 1 (2013): 71–95.

Haitomi, Faisal, Essyarovis Lutfiantoro Aji, and Laelatul Barokah. “Bias Patriarki Atas Interpretasi Ayat Nikah Beda Agama: Studi Historis-Linguistik Aksin Wijaya.” Qof 7, no. 1 (2023): 133–42. https://doi.org/10.30762/qof.v7i1.908.

Haitoni, Faisal. “Komparasi Penafsiran Ayat-Ayat Pernikahan Beda Agama.” TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin 17, no. 2 (2019): 203–28. https://doi.org/10.30631/tjd.v17i2.71.

Hidayatullah, Tomi, Oemar Moechthar, and Dimipta Aprilia. “Inter-Religious Marriage: A Comparison Analysis of Indonesian Law With Other Countries.” Notaire 6, no. 2 (2023): 291–306. https://doi.org/10.20473/ntr.v6i2.45871.

Madjid, Nurcholish. Fiqh Lintas Agama. IV. Jakarta: Paramadina Press, 2005. Nafisah, D. “Perkawinan Beda Agama Dalam Perspektif Historis Normatif Dan

Filosofis.” … Manajemen Pendidikan Dan Studi Islam, 2019, 37–52. http://www.ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/An-

Nidzam/article/download/183/157.

Nasrullah. “Ahli Kitab Dalam Perdebatan : Kajian Survei Beberapa Literatur Tafsir Al- Qur’an.” Syahadah Journal 3, no. 2 (2016): 65–81.

Panji Maulana, Rahmatulloh, and Taufiq Hidayat. “Analisis Yuridis Normatif Terhadap Penetapan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 916/Pdt.P/2022/PN.Sby. Tentang Perkawinan Beda Agama.” Mahakim: Journal of Islamic Family Law 6, no. 2 (2022): 162–76. https://doi.org/10.30762/mahakim.v6i2.154.




DOI: https://doi.org/10.24952/ejhis.v2i1.11382

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Adi Syahputra Sirait

Editorial Office:

Pascasarjana UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan; 

Jl. T. Rizal Nurdin Km. 4,5 Sihitang 22733 Padangsidimpuan, North Sumatera, Indonesian.

Phone: (+62) 634  22080  Faximili: (+62) 634 24022 e-mail: elsirry@uinsyahada.ac.id