Fenomena Childfree di Indonesia dari Perspektif Mahasiswa Kebidanan Universitas Airlangga Surabaya

Arsyatul Nikma (Universitas Negeri Malang, Indonesia)

Abstract


 

Childfree has become an increasingly popular phenomenon in Indonesia. This is confirmed by National BPS data which shows that Indonesia's total fertility rate continues to decline and according to SUSENAS 2022 data, the prevalence of childfree women has tended to increase in the last four years. As those who will be at the forefront of providing prenatal and antenatal care, it is possible for midwifery students to experience a decrease in career opportunities so that research related to childfree is needed which is relevant regarding the expert profession. This study aims to determine the perspective of midwifery students regarding the childfree phenomenon in Indonesia and to determine its impact on midwifery students' self-confidence as prospective professional midwives. The research method used was descriptive qualitative, with primary data sources from in-depth interviews with three midwifery students of Universitas Airlangga. Data analysis used includes reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that although childfree is considered taboo in Indonesia, midwifery students view this phenomenon as the human right and no intervention is allowed in their decision making. On the other hand, the midwifery profession highly values women who have full rights over their reproductive system and from a health aspect, the interviewees still emphasized the importance of having children. In addition, not all midwifery students consider this issue as a threat to their professional career because in practice, midwives handle a woman's life cycle from birth to death, not only during labor and postpartum. Although there are students who will not leave this profession, there are students who are open to the possibility of changing careers with various considerations later.


Childfree menjadi fenomena yang kian ramai peminatnya di Indonesia. Hal ini dikonfirmasi oleh data BPS Nasional yang menunjukkan bahwa angka total fertility rate Indonesia terus mengalami penurunan dan menurut data SUSENAS 2022, prevalensi perempuan childfree cenderung meningkat dalam empat tahun terakhir. Sebagai pihak yang menjadi garda terdepan dalam memberikan layanan prenatal dan antenatal, tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa kebidanan untuk mengalami penurunan peluang berkarir sehingga diperlukan penelitian terkait childfree yang relevan berkenaan dengan profesi ahli. Penelitian ini bertujuan mengetahui perspektif mahasiswa kebidanan terkait fenomena childfree di Indonesia dan mengetahui dampaknya terhadap keyakinan diri mahasiswa kebidanan sebagai bakal bidan profesional. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan sumber data primer dari wawancara mendalam dengan tiga mahasiswa kebidanan Universitas Airlangga. Analisis data yang dilakukan meliputi reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan meskipun childfree dianggap tabu di Indonesia, mahasiswa kebidanan memandang fenomena ini sebagai hak tiap pasangan dan tidak dibenarkan terjadi intervensi dalam pengambilan keputusannya. Di sisi lain, profesi bidan sangat menghargai wanita yang memiliki hak penuh atas sistem reproduksinya dan apabila dilihat dari aspek kesehatan, narasumber tetap menekankan pentingnya memiliki anak. Di samping itu, tidak semua mahasiswa kebidanan menganggap isu ini sebagai ancaman terhadap karir profesionalnya karena dalam praktiknya, bidan menangani siklus hidup wanita dari lahir hingga meninggal dunia, tidak hanya pada saat partus dan postpartum. Meskipun ditemukan mahasiswa yang tidak akan meninggalkan profesi ini, tetapi terdapat mahasiswa yang terbuka terhadap kemungkinan untuk berganti karir dengan berbagai pertimbangan di masa depan.

 

Keywords


perception; social change; child; marriage

Full Text:

PDF

References


Adhi, I. S., (2024). Banyak RS di China Tutup Layanan Persalinan karena Angka Kelahiran Terus Turun. Kompas.com. https://www.kompas.com/global/read/2024/03/19/175800370/banyak-rs-di-china-tutup-layanan-persalinan-karena-angka-kelahiran-terus

BPS. (2023). Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 (Nomor Publikasi: 04100.2303). Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Ela, M., Savira, A., & Triyanti, F. (2022). Fenomena Childfree Di Jepang Dalam Perspektif Teori Feminisme Eksistensialis. Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak, 1(2), 61-72.

Fatimah, A. N., & Muttaqin, Z. (2023). Kontradiksi Fenomena Childfree dan Kisah Zakaria (Studi Analisis QS. Ali-Imran [3]: 38 Teori Ma’nā Cum Maghzā) (Doctoral dissertation, UIN Raden Mas Said).

Gustian, R., I., (2024). Angka Kelahiran Turun Terus Banyak RS di China Tutup Layanan Persalinan. Liputan6. https://www.liputan6.com/health/read/5561499/angka-kelahiran-turun-terus-banyak-rs-di-china-tutup-layanan-persalinan

Haganta, K., Arrasy, F., & Masruroh, S. A. (2022). Manusia, Terlalu (Banyak) Manusia: Kontroversi Childfree di Tengah Alasan Agama, Sains, Dan Krisis Ekologi. Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains, 4(1), 309-320.

Komala, D., & Warmiyati, M., (2022). Proses Pengambilan Keputusan Pada Pasangan Suami Istri yang Memilih Untuk Tidak Memiliki Anak. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 6(1), 119-128. https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v6i1.13536.2022

Naufal, H. A. (2021). Literasi digital. Perspektif, 1(2), 195-202. https://doi.org/10.53947/perspekt.v1i2.32

Pertiwi, F., Vinco, M. S. M., & Pertiwi, A. D. (2023). Childfree: Religious Perspective As Cultural Values In Indonesia. Buana Gender: Jurnal Studi Gender dan Anak, 8(1). https://doi.org/10.22515/bg.v8i1.6605

Prabaswara, V. K., Rifqi, M. H., & Akhsanun, I., . (2023). Berpikir Dalam Perspektif Psikologi dan Islam. Nathiqiyyah, 6(1), 55-67. https://doi.org/10.46781/nathiqiyyah.v6i1.475

Pricillia, W. R. R., & Putri, L. S. (2023). Perempuan Voluntary Childfree: Melawan Stigma dan Menyoal Femininitas dalam Masyarakat Pronatalis. Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan, 23(1), 89-104. https://doi.org/10.32795/ds.v23i1.4080

Ramadhani, K. W., & Tsabitah, D. (2022). Fenomena Childfree dan Prinsip Idealisme Keluarga Indonesia dalam Perspektif Mahasiswa. LoroNG: Media Pengkajian Sosial Budaya, 11(1), 17-29. https://doi.org/10.1234/lorong.v11i1.2107

Rohmah, R. M., Afif, F., & Nabilah, D. N. N. (2024). Konsep Bahagia Menurut Filsafat Stoikisme Terhadap Fenomena Childfree. Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(2), 6100-6108. https://doi.org/10.31004/innovative.v4i2.10073

Safitri, A. D., Shalsabila, N., Yuliandari, B., Safitri, N., & Adidama, A. K. P. (2022). Fenomena Childfree di Era Gen-Z Menurut Pandangan Agama. Moderasi: Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 1(01).

Salahuddin, C. W., & Hidayat, T. (2022). Tinjauan Maslahah Mursalah terhadap Fenomena Childfree. DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum, 20(2), 399-414. https://doi.org/10.35905/diktum.v20i2.2924

Tarigan, D., Nisa, C., Ihsani, S., Siallagan, L., Simanullang, R., & Lubis, F. (2023). Analisis Wacana pada Media Sosial Instagram “Childfree oleh Gitasav”. IdeBahasa, 5(2), 241-251. https://doi.org/10.37296/idebahasa.v5i2.120




DOI: https://doi.org/10.24952/gender.v8i1.11064

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Arsyatul Nikma

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Flag Counter