Fenomena Cancel Culture: Dampak Terhadap Kebebasan Berbicara Dan Hubungan Sosial
Abstract
Fenomena cancel culture telah menjadi perbincangan yang memicu kontroversi karena dampaknya terhadap kebebasan berbicara dan hubungan sosial. Fenomena ini berfungsi sebagai sarana akuntabilitas sosial di mana masyarakat mengkritik individu yang dinilai melanggar norma atau etika publik. Di satu sisi, cancel culture memperkuat nilai kolektif dan memberikan platform bagi kelompok yang sebelumnya kurang didengar; namun, di sisi lain, ia menimbulkan dampak negatif seperti self-censorship, di mana individu cenderung menghindari menyuarakan opini yang berpotensi kontroversial karena takut mengalami pengucilan sosial. Untuk memahami dinamika kompleks ini, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis literatur dan studi kasus untuk mengeksplorasi dampak psikologis serta perilaku masyarakat dalam mengemukakan pendapat di bawah tekanan cancel culture. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cancel culture dapat memicu pola mob mentality, yang berpotensi merusak reputasi individu dan mempersempit ruang diskusi terutama pada isu-isu yang kontroversial. Selain itu, ditemukan bahwa respons terhadap cancel culture bervariasi berdasarkan latar belakang budaya dan pendidikan, sementara media berperan besar dalam memperkuat pengaruh fenomena ini. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana cancel culture memengaruhi kebebasan berbicara dan interaksi sosial di masyarakat kontemporer.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Akbar, Yusufil Hamdhani, dan Irwan Dwi Arianto. “Fenomena Cancel Culture dan Kesadaran Netiket Pelajar SMA di Surabaya pada Aksi Panggung Musisi.” Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna 11, no. 2 (2023): 122–33. http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/makna.
Akdağ, Emine Merve, Vahap Ozan Kotan, Samet Kose, Baise Tıkır, Çiğdem Aydemir, İhsan Tuncer Okay, Erol Göka, dan Güven Özkaya. “The relationship between internalized stigma and treatment motivation , perceived social support , depression and anxiety levels in opioid use disorder.” Psychiatry and Clinical Psychopharmacology 0573, no. May (2018): 1–8. https://doi.org/10.1080/24750573.2018.1478190.
Altamira, Melisa Bunga, dan Satwika Gemala Movementi. “Fenomena Cancel Culture Di Indonesia: Sebuah Tinjauan Literatur.” Jurnal Vokasi Indonesia 10, no. 1 (2023): 37–45. https://scholarhub.ui.ac.id/jviAvailableat:https://scholarhub.ui.ac.id/jvi/vol10/iss1/5.
Amalia, Witrie, Feriani Indah Untari, dan Safira Nur Arafah. “Mengungkap Cancel Culture: Studi Fenomenologis tentang Kebangkitan dan Dampaknya di Era Digital.” INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research 3, no. E-ISSN 2807-4238 and P-ISSN 2807-4246 (2023): 10384–402. https://j-innovative.org/index.php/Innovative%0AMengungkap.
Anjarini, Dipta Ninggar. “Cancel Culture in the Frame of Comparison of Indonesia and South Korea.” Jurnal Scientia Indonesia 6, no. 1 (2020): 59–82. https://doi.org/10.15294/jsi.v8i1.35944.
Axelrod, Paul. Academic Freedom and Its Constraints : A Complex History. Canadian Journal of Higher Education. Vol. 3, 2021.
Blumer, H. Symbolic interactionism: Perspective and methods. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1969.
Della. “Menggali Pengaruh Cancel Culture Pada Pendidikan di Indonesia.” eduNitas.com, 2024. https://edunitas.com/edunews/detail/pengaruh-cancel-culture-dalam-pendidikan.
Durkheim, Emile. The Rules of Sociological Method. New York: THE FREE PRESS, 1982.
Guntara, Bima, dan Ayni Suwarni Herry. “Hak Kebebasan Berpendapat Di Media Sosial Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia.” Jurnal Pendidikan dan Konseling 4, no. 6 (2022): 6945–61. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.9432.
Hobbs, Mitchell John, dan Sarah O Keefe. “Agonism in the arena : Analyzing cancel culture using a rhetorical model of deviance and reputational repair.” Public Relations Review 50, no. 1 (2024): 102420. https://doi.org/10.1016/j.pubrev.2023.102420.
Ilmiawan, dan Muhammad Idris. “Wacana Kritis Dan Kebebasan Berekspresi: Studi Kasus Kritik Netizen Terhadap Figur Publik Di Media Sosial.” Sabda: Jurnal Sastra dan Bahasa 3, no. 3 (2924): 1–11. http://jurnal.anfa.co.id/index.php/sabda.
Khairunniza, Liza Dwi Eftiza, Bunyamin Maftuh, dan Elly Malihah Setiadi. “Memahami Hubungan Antara Fenomena Cancel Culture Dan Pembentukkan Keterampilan Resolusi Konflik Dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Media Sosial Sebagai Arena Konflik).” Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik 5, no. 2 (2023): 137–50.
Kurniawan, Trio, Rambang Ngawan, dan Yudas Alno. “Cancel Culture And Academic Freedom : A Perspective From Democratic-Deliberative Education Philosophy.” WASKITA: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter 6, no. 1 (2022): 1–13. https://doi.org/https://doi.org/10.21776/ub.waskita.2022.006.01.1.
Link, Bruce G., dan Jo C. Phelan. “Conceptualizing Stigma” 27, no. 2001 (2014): 363–85. https://doi.org/https://www.jstor.org/stable/2678626.
Mardeson, Epsilody, dan Hermiza Mardesci. “Fenomena Boikot Massal (Cancel Culture) Di Media Sosial.” Jurnal Riset Indragiri 1, no. 3 (2022): 174–81. https://doi.org/10.61069/juri.v1i3.27.
Masferrer, Aniceto. The Decline of Freedom of Expression and Social Vulnerability in Western democracy. International Journal for the Semiotics of Law. Vol. 36. Springer Netherlands, 2023. https://doi.org/10.1007/s11196-023-09990-1.
Mourina, Stella Jehovani Ratna, Triyono Lukmantoro, dan Agus Naryoso. “Cancel Culture Sebagai Respons Masyarakat Terhadap Pelaku Kasus Perselingkuhan : Kajian Pada Akun Instagram @Arawindak.” Interaksi Online 12, no. 3 (2024): 1056–69. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/45737.
Nasution, Ikhwan, dan Icol Dianto. “Demokrasi dan Kebebasan Pers: Negara, Demokrasi, dan Kebebasan Pers Sebagai Pilar Demokrasi.” ITTISHOL: Jurnal Komunikasi dan Dakwah Volume 1, no. 1 (2023): 90–107. https://jurnal.uinsyahada.ac.id/index.php/ittishol.
Norris, Pippa, dan Ronald Inglehart. Cultural Backlash. New York: Cambridge University Press, 2018.
Rianto, Puji, Khumaid Akhyat Sulkhan, dan Nurhana Marantika. “Budaya Pembatalan: Mempromosikan Keadilan ataukah Penindasan?” ETTISAL: Journal of Communication 8, no. 2 (2024): 1–19. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21111/ejoc.v8i2.10844.
Roldan, Cheselle Jan L., Ardvin Kester S. Ong, dan Dhonn Q. Tomas. “Cancel culture in a developing country: A belief in a just world behavioral analysis among generation Z.” Acta Psychologica 248, no. 104378 (2024): 1–10. https://doi.org/10.1016/j.actpsy.2024.104378.
Schaeffer, Katherine. “How Americans feel about ‘cancel culture’ and offensive speech in 6 charts.” pewresearch, 2021. https://www.pewresearch.org/short-reads/2021/08/17/how-americans-feel-about-cancel-culture-and-offensive-speech-in-6-charts/.
Smith, Aaron, Laura Silver, Courtney Johnson, dan Jingjing Jiang. “More people are comfortable discussing politics in person than on their phones or via social media.” Pewresearch, 2019. https://www.pewresearch.org/internet/2019/05/13/more-people-are-comfortable-discussing-politics-in-person-than-on-their-phones-or-via-social-media/.
Sunstein, Cass R. Republic.com 2.0. Princeton: Princeton University Press, 2007.
“Universal Declaration of Human Rights (UDHR),” n.d. https://doi.org/10.4337/9781789903621.universal.declaration.human.rights.
Velasco, Joseph Ching. “You are cancelled: Virtual collective consciousness and the emergence of cancel culture as ideological purging.” Rupkatha Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities 12, no. 5 (2020): 1–7. https://doi.org/10.21659/RUPKATHA.V12N5.RIOC1S21N2.
DOI: https://doi.org/10.24952/tazkir.v10i2.13432
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Khozinatul Asrori
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Editorial Office:
Institute for Research and Community Services; Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.
Jl. T. Rizal Nurdin Km. 4,5 Sihitang 22733 Padangsidimpuan, Sumatera Utara, Indonesia.
Phone: (+62) 634 22080 Faximili: (+62) 634 24022
e-mail: lppm@uinsyahada.ac.id
View My Stats