Mempertahankan Esensi Religius Masjid Di Tengah Aktivitas Ekonomi Sebuah Studi Mixed Method Dengan Spiritual Awarness Sebagai Variabel Moderating Ditinjau Menurut Ekonomi Islam

Abstract

Awal tahun 2020 banyak penelitian mengangkat topik seputar kritikan terhadap masjid yang hanya dijadikan sebagai tempat ibadah, tidak sedikit peneliti mengharapkan masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan ekonomi, tanpa disadari telah terjadi pergeseran fungsi masjid. Sangat disayangkan, tidak sedikit Masjid menjadi kebablasan, tidak terarah dan jauh dari pengharapan awal. Pengembangan potensi masjid pada sektor ekonomi boleh saja dilakukan, namun hal ini harus sejalan dengan regulasi dengan penerapan yang baik, karena jika dibiarkan tanpa ada aturan yang menatanya maka esensi religius masjid harus dipertanyakan. Masjid Al Abror di Kota Padangsidimpuan menjadi destinasi wisata religi yang selalu ramai. Kepadatan pengunjung ini menarik perhatian pedagang kaki lima (PKL) untuk berjualan di sekitar wilayah masjid. Namun, kehadiran PKL ini menimbulkan beberapa masalah terhadap perilaku pengunjung di masjid yang berimbas kepada esensi religius masjid. Metode mixed method dilakukan dan penyebaran kuisioner kepada 70 responden. Uji T sebesar 0,01 < 0,05. Uji F sebesar 0,01 < 0,05. Sumbangan pengaruh aktivitas ekonomi terhadap esensi religius masjid sebesar 9,3 %. variabel spiritual awarness belum mampu memoderasi pengaruh variabel aktivitas ekonomi terhadap esensi religius masjid.