PERAN NAPOSO NAULI BULUNG DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BTQ (BACA TULIS AL-QUR’AN) ANAK-ANAK DI DESA LATTOSAN I KABUPATEN PALUTA

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi di masyarakat, terutama di kalangan rumah-rumah keluarga muslim baik itu di kota maupun pedesaan semakin sepi dari bacaan ayat-ayat al-Qur’an. Rutinitas membaca al-Qur’an selepas shalat magrib mulai menurun, penguasaan makhorijul huruf dan sifatul huruf juga mulai terabaikan. Hal ini disebabkan oleh perkembangan zaman yang memunculkan banyak produk sains dan teknologi, yang mengakibatkan tergesernya minat belajar terutama mempelajari al-Qur’an dengan arus budaya asing. Masyarakat lebih suka mendengarkan musik dari pada lantunan al-Qur’an, anak-anak dan remaja kecanduan game online dari pada belajar al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif, sedangkan sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data utama (primer) dan data sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan tiga metode yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya pengecekan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi data dan untuk menganalisis data dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naposo nauli bulung berperan dalam meningkatkan pemahaman baca tulis al-Qur’an anak-anak di Desa Lantosan I. Naposo nauli bulung berperan sebagai tanaga pendidik yang memberikan pembelajaran baca tulis al-Qur’an kepada masyarakat mulai dari anak-anak usia dini sampai selesai sekolah dasar. Naposo nauli bulung membuat didikan subuh setiap hari minggu dan mengadakan tadarusan setiap bulan puasa serta melibatkan mahasiswa yang KKL. Adapun tantangan yang dihadapi naposo nauli bulung dalam proses pembelajaran BTQ adalah: kurangnya minat belajar anak-anak di zaman sekarang, kurang mendapat dukungan dari orang tua, kurangnya perhatian dari pemerintah setempat, kurangnya apresiasi masyarakat terhadap murid yang pintar dan rajin, pengaruh media sosial yang membuat anak-anak lebih suka main games online dari pada belajar al-Qur’an.