TAKHRIJ AL-HADIS TENTANG LARANGAN MEMINTA KEMBALI PEMBERIAN
Abstract
Sumber hukum tertinggi setelah al-Qur’an adalah Hadis, sehingga membuat hadis sangat penting untuk diteliti dan dikaji. Penelitian hadis menyangkut isi atau konten di dalamnya yang terkait dengan orisinalitas atau otentisitas hadis. Untuk mengetahui otentisitas dan orisinalitas hadis maka perlu dilakukan penelitian sanad dan penelitian matan atau yang sering dikenal dengan istilah naqd al-Sanad dan naqd al-Matan. Di sini peneliti akan mengkaji hadis tentang larangan meminta kembali pemberian. Fenomena di masyarakat banyak yang meminta kembali pemberian, padahal hadis Nabi sudah melarang akan hal tersebut. Pada tulisan ini, peneliti akan fokus melihat hadis tersebut dari segi sanad dan matannya, sehingga diketahui kualitas hadis tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan corak kepustakaan. Artinya sumber utama dalam penelitian ini adalah hadis Nabi, kitab-kitab hadis dan sumber lain yang relevan dengan pembahasan. Dari hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa hadis tentang larangan meminta kembali pemberian terdapat dalam lima jalur, yaitu Abu daud, Tirmidzi, An-Nasa’i, Ahmad dan Ibnu Majah. Dari penelitian sanad dan matan hadis dari jalur Tirmidzi hadis tersebut berstatus shahih.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Weunsinc, A. J, 1936, al-Mu’jam al-Mufaharas li Alfazh al-Hadis al-Nabawi, Leiden: Braille
A-l Azadi, Imam Sulaiman bin asy-Atsi Syaddad bin Amru bin ‘Amiril Ma’ruf bin Sunan Abi Daud Lisajatastani, (t.th), Sunan Abi Daud, Maktabatuttaufiqiyah : Darur Fikri
At-Tirmidzi, Abu isa Muhammad bin Isa Tsuarah bin Musa bin ad-Dhahak as-Salmi, (t, th), Sunan at-Tirmidzi, Beirut : Dar al-fikri
Al-Mizzi, Jamal ad-Din Abu al-Hajjaj Yusuf, (1998), Tahzib al-Kamal fi Asma al-Rijal, Beirut : Dar al-Fikri
Al-Atsqalani, Syihabuddin Ahmad bin ‘Ali bin Hajar, (1983), Tahdzibut Tahdzib, Beirut : Dar al-Fikri
Shihab, M Qurais, (2007), Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian al-Quran, Jakarta : Lentera Hati
Al-Syaibanyi, Abi Abdillah, (1993), Musnad al-Imam Ahmad bin Muhammad bin Hambal, Beirut : Darul Ahya’i at-Taratsi al-Arabyi
DOI: https://doi.org/10.24952/alfawatih.v4i1.7799
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Diterbitkan Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan
Jalan T. Rizal Nurdin Km, 4,5 Sihitang Padangsidimpuan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License