Komunikasi Budaya dalam Tradisi Saparan: Studi Kasus Festival Yaqowiyu di Jatinom, Kabupaten Klaten
Penelitian ini menjelaskan konsep budaya dalam terminologi dan etimologi serta menyoroti kebudayaan nasional sebagai puncak keberagaman lokal yang dapat diakui secara internasional. Melalui studi ini, fokus juga diberikan pada festival saparan yang diadakan setiap tahun di Jatinom, Kabupaten Klaten. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara masyarakat setempat. Festival ini tidak hanya merayakan tradisi lokal tetapi juga menjadi simbol penghormatan kepada leluhur dan nilai-nilai spiritual yang dianut masyarakat setempat. Dengan meneliti makna dan praktik festival ini, penelitian ini menyoroti pentingnya pelestarian warisan budaya di tengah arus globalisasi yang cepat. Dalam prespektif komunikasi budaya, festival yaqowiyu dapat diidentifikasi melalui pengalaman individu dan kolektif, makna simbolis, proses komunikasi dan interaksi, refleksi dan kontemplasi serta pewarisan budaya. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan bahwa pengenalan budaya lokal dan tradisi melalui sarapan dan festival tidak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga berperan dalam menjaga keragaman budaya yang ada. Oleh karena itu, upaya untuk mengedukasi generasi muda tentang nilai-nilai budaya dan tradisi lokal sangatlah penting untuk memastikan bahwa warisan ini tidak hilang seiring berjalannya waktu.
Kata Kunci: Kebudayaan, Festival Yaqowiyu, Tradisi Saparan, Komunikasi Budaya.Antara, Made, and Made Vairagya Yogantari. “Keragaman Budaya Indonesia Sumber Inovasi Industri Kreatif.” Senada 1 (2018): 292–301.
Azzahrah, Azka Aulia, and Dinie Anggraeni Dewi. “De Cive: Toleransi Pada Warga Negara Di Indonesia Berlandaskan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.” De Cive: Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 1, no. 6 (2021): 1–6.
Fakultas, Dosen, Ushuluddin Uin, Sunan Gunung, and Djati Bandung. “M Embangun Sikap Toleransi Beragama Dalam,” no. March (2016).
Imansyah, Retno Kartini Savitaningrum. “Deskripsi Masjid Alit Ki Ageng Gribig Dan Dakwah Kultural Awal Di Klaten, Jawa Tengah.” Jurnal Lektur Keagamaan, 13, no. 1 (2015): 203–36.
Islami, Mona Erythrea Nur, and Muhammad Ikhsanudin. “Simbol Dan Makna Ritual Yaqowiyu Di Jatinom Klaten.” Media Wisata 12, no. 2 (2021). https://doi.org/10.36276/mws.v12i2.211.
Mudzakkir, Amin. “Klaim-Klaim Kebudayaan Dalam Pemikiran Seyla Benhabib.” Melintas 32, no. 1 (2016): 23. https://doi.org/10.26593/mel.v32i1.1924.23-45.
Muthohirin, Nafik. “Politik Identitas Islam Dan Urgensi Pendidikan Multikultural.” J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam 6, no. 1 (2019): 47–56. https://doi.org/10.18860/jpai.v6i1.8776.
Paramita, Sinta, and Wulan Purnama Sari. “Intercultural Communication to Preserve Harmony Between Religious Group in Jaton Village Minahasa (Komunikasi Lintas Budaya Dalam Menjaga Kerukunan Antara Umat Beragama Di Kampung Jaton Minahasa).” Journal Pekommas 1, no. 2 (2016): 153. https://doi.org/10.30818/jpkm.2016.2010205.
SD, Hardi Alunaza, and Moh. Sarifudin. “Globalisasi Sebagai Katalis Kosmopolitanisme Dan Multikulturalisme: Studi Kasus Resistance Cina Terhadap Kosmopolitanisme.” Intermestic: Journal of International Studies 1, no. 2 (2017): 177. https://doi.org/10.24198/intermestic.v1n2.7.
Utami, Sri. “Kuliner Sebagai Identitas Budaya.” Journal of Strategic Communication 8, no. 2 (2018): 36–44.