STRATEGI RESOLUSI KONFLIK ANTARUMAT BERAGAMA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI LAMPUNG
Abstract
Penelitian ini membahas strategi resolusi konflik antarumat beragama berbasis kearifan lokal di Provinsi Lampung, sebuah wilayah multikultural dengan keragaman etnis, agama, dan budaya yang tinggi. Penelitian menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan kualitatif, memanfaatkan berbagai sumber ilmiah terkait kearifan lokal dan manajemen konflik. Hasil kajian menunjukkan bahwa kearifan lokal Lampung terutama semboyan Sai Bumi Ruwa Jurai, falsafah Piil Pesenggiri, dan mekanisme musyawarah Ippun Aneg memiliki potensi signifikan sebagai instrumen preventif maupun kuratif dalam mengelola konflik sosial. Nilai-nilai seperti kebersamaan, toleransi, gotong royong, dan musyawarah menjadi landasan untuk menjaga kohesi sosial. Namun, modernisasi dan globalisasi telah mengikis nilai-nilai tersebut, sehingga efektivitasnya menurun dan cenderung menjadi simbol identitas (totemik) yang kurang berfungsi praktis. Oleh karena itu, diperlukan revitalisasi melalui pendidikan berbasis kearifan lokal, bukan sekadar sebagai kebanggaan budaya, tetapi sebagai strategi aplikatif dalam resolusi konflik yang relevan dengan konteks ekologi sosial Lampung. Penelitian ini merekomendasikan integrasi kearifan lokal dalam program pendidikan dan kebijakan sosial untuk memperkuat harmoni antarumat beragama.
Full Text:
PDFReferences
Amirrachman, Alpha. (2007). Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku, dan Poso. Jakarta: ICIP.
Astri, Herlina. (2011). “Penyelesaian Konflik Sosial Melalui Penguatan Kearifan Lokal.” Aspirasi, Vol. 2, No. 2.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2023). “Sai Bumi Ruwa Jurai.” Diakses dari: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/lampung-sai-bumi-ruwa-jurai/ pada 25/11/2023 pukul 17:27.
Minandar, Camellia Arni. (2019). “Aktualisasi Piil Pesenggiri Sebagai Falsafah Hidup Mahasiswa Lampung di Tanah Rantau.” Sosietas, Vol. 8, No. 2.
M Kasim, Fajri dan Abidin Nurdin. (2016). “Resolusi Konflik Berbasis Kearifan Lokal di Aceh: Studi Tentang Eksistensi dan Peran Lembaga Adat dalam Membangun Perdamaian di Kota Lhokseumawe.” Ilmu Ushuluddin, Vol. 3, No. 1: 101-118.
Ruslan, Idrus. (2018). “Dimensi Kearifan Lokal Masyarakat Lampung Sebagai Media Resolusi Konflik.” Kalam, Vol. 12, No. 1: 105-126.
Saepudin, Asep. (2017). Model Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dalam Upaya Preventif Konflik di Yogyakarta. Yogyakarta: LPPM UPN Veteran Yogyakarta.
Salim, Luthfi. (2023). “Kearifan Lokal Sebagai Modal Sosial Ulun Lampung.” Resiprokal, Vol. 5, No. 1.
Savickas, Alfonsas. (1980). The Concept of SYMBOL in the Psychology of C.G. Jung. Innsbruck: Resch Verlag.
Sriyanto, Agus. (2007). “Penyelenggaraan Konflik Berbasis Budaya Lokal.” Ibda’: Jurnal Studi Islam dan Budaya, Vol. 5, No. 2.
Suwardi, M. Ruhly Kesuma Dinata. (2021). “Pencegahan Konflik Masyarakat Lokal dengan Pendatang Berdasarkan Prinsip Nemui Nyimah pada Masyarakat Lampung Nyunyai.” Masalah-Masalah Hukum, Jilid 50, No. 1: 1-16.
Thayer, Joseph Henry. (1981). A Greek English Lexicon of the New Testament. Michigan: Zondervan Publishing House.
Zarkasi, Ahmad. (2014). Islam dan Budaya Lampung (Aktualisasi Nilai-Nilai Budaya Lokal). Lampung: Aura Publishing.DOI: https://doi.org/10.24952/taghyir.v8i1.17063
Refbacks
- There are currently no refbacks.
SEKRETARIAT JURNAL AT-TAGHYIR
Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jl. H.T. Rizal Nurdin Km. 4,5 Sihitang Padangsidimpuan Telp. (0634)22080.
Email: jurnaltaghyir@uinsyahada.ac.id