Penerimaan Diri Anak Terhadap Perceraian Orang Tua

Syarah Latifah (Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia)
Anne Hanifa Adiwinata (Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia)
Nadia Aulia Nadirah (Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia)

Abstract


Dalam pernikahan dan menjalankan rumah tangga, tidaklah selalu berjalan dengan mulus. Terdapat berbagai permasalahan yang menerpa sebuah keluarga. Banyak pasangan suami dan istri mempertahankan keluarga dengan harmonis kembali serta banyak yang memilih sebuah perceraian. Perceraian orang tua tidak hanya berdampak pada dua pasangan yang bercerai, anak juga merasakan akibat dari perceraian orang tuanya. Setelah orang tua bercerai, anak harus melalui tahap yang sulit, yaitu penerimaan diri. Dalam penerimaan diri pada anak terhadap perceraian orang tua tidak selalu dengan penerimaan diri yang buruk, terdapat juga anak yang mampu melewati penerimaan diri yang baik setelah orang tuanya bercerai. Dalam artikel ini penulis menggunakan metode kajian literatur untuk mengetahui, membahas, mengkaji lebih dalam terkait penerimaan diri anak terhadap perceraian orang tua. Ketika anak memiliki kemampuan dalam penerimaan diri terhadap perceraian orang tuanya dengan baik, anak dapat menjalani kehidupannya dengan penuh kebermaknaan seperti menjadikan individu menjadi pribadi yang tetap tegar, sabar, jujur dan bijaksana.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24952/gender.v7i1.6824

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Jurnal Kajian Gender dan Anak

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Flag Counter