RELEVANSI HADIS DAN SAINS MENGENAI LARANGAN MAKAN DAN MINUM SAMBIL BERDIRI

Abstract

Selain al-Qur’an yang di jadikan patokan sekaligus kitab suci dalam agama Islam, Hadis merupakan salah satu pondasi dari hukum tertinggi dalam agama Islam di karenakan Hadis bukan hanya berfungsi sebagai penjelas dalam al-Qur’an namun juga sebagai acuan dalam kehidupan umat Islam, baik dalam hal ibadah ataupun keseharian, dan pada jurnal yang akan dibahas oleh penulis pada jurnal kali ini adalah Hadis tentang larangan makan dan minum sambil berdiri adalah Hadis yang mengajarkan adab yang baik dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. Nabi Muhammad SAW mengingatkan bahwa makan dan minum sambil berdiri dapat berdampak negatif pada kesehatan dan etika sosial. Namun, beberapa riwayat menunjukkan Nabi pernah melakukannya dalam situasi tertentu, sehingga menimbulkan perdebatan di kalangan ulama mengenai keabsahan larangan tersebut. Ulama kontemporer menganalisis Matan dan Sanad Hadis ini untuk memahami relevansinya dalam kehidupan modern. Beberapa ulama berpendapat bahwa aturan ini sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan sosial. Penelitian ini mengkaji tujuh aspek terkait Hadis larangan makan dan minum sambil berdiri, yaitu: teks Hadis, Takhrij (penelusuran sumber Hadis), I’tibar sanad (biografi sanad), skema sanad, Syarah (penjelasan Hadis), relevansi dengan sains modern, dan pendapat ulama. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research). Tujuannya adalah untuk memahami dan menganalisis Hadis tersebut dari berbagai aspek, termasuk relevansinya dengan ilmu pengetahuan modern dan pendapat ulama yang berbeda. Hasil penelitian mencakup pembahasan tentang Hadis tersebut, sumber-sumbernya, ketersambungan sanadnya, penjelasan rinci Hadis, serta perbandingan dengan sains dan pandangan ulama’.